--> Pengunjung Curug Parigi Kian Sepi | BEKASI GUE
Loading...
Loading...

Mengenal Bekasi Dari Sini

11 July 2019

Pengunjung Curug Parigi Kian Sepi

| 11 July 2019

Curug pargi di kelurahan cikiwul pangkalan 4,5 bantargebang

Curug Parigi,Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang,Kota Bekasi. Eksistensi wisata air ini terancam redup karena Jalan Pangkalan 4,5 yang menjadi akses utama ditutup oleh pemilik lahan.

Pengunjung tempat wisata alam Curug Parigi yang terletak di  RT 01/RW 06, Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, kian sepi.

Penurunan wisatawan disebabkan karena  Jalan Pangkalan 4,5 yang menjadi akses utama ke tempat wisata itu ditutup oleh PT Peni Jaya Hari Baja, pemegang sertifikat tanah.

"Kalau akhir pekan biasanya ada 30-40 pengunjung lah, tapi sekarang sudah nggak ada sama sekali," kata Ketua RT 01/RW06 Cikiwul,Iwan Setiawan,Rabu (10/7/2019).

"Mereka mau lewat mana,karena jalan telah ditutup sejak 10 bulan lalu," ujarnya lagi.

Selain akses ditutup, merosotnya pengunjung akibat potensi keindahan air terjunnya tidak tergali secara baik.

Pengelolaan pun masih sekedarnya yang dilakukan masyarakat secara swadaya.

Padahal,masyarakat menilai bahwa Curug Parigi sebagai miniatur air terjun Niagara di Amerika Serikat.

"Selama ini pengelolaannya hanya dari warga saja, seperti jajanan,parkir dan lain-lain. Untuk sarana lain seperti toilet dan musala belum ada,"ucap Iwan.

"Tapi informasi terakhir Pemerintah Kota Bekasi akan menata tempat ini menjadi destinasi wisata," katanya lagi.

Menurut dia,warga sangat mendukung upaya Pemerintah Kota Bekasi untuk menata Curug Parigi sebagai daerah wisata air.

Selain bisa menumbuhkan perekonomian warga, keberadaan curug tentu bisa mengharumkan nama Kampung Curug Parigi kepada masyarakat lain.

"Tentu ini (Curug Parigi) bisa menjadi kebanggaan kami selaku warga yang tinggal di dekat curug, orang akan datang ke sana untuk melihat keindahan air terjunnya," katanya.

Dia menambahkan,lahan seluas 29 hektar yang berdekatan dengan Curug Parigi memang milik PT Peni Jaya Hari Baja sejak 1998.

Lahan tersebut,menurut Iwan,akan dijadikan kawasan industri dan kavling industri.

"Yah dibalik itu,warga inginnya pemerintah daerah turun tanganlah. Bantu mengatasi masalah tanah ini, agar dibuatkan akses jalan," katanya.

Warga sekitar, Wati (51),mengatakan, sejak tahun 1980-an,Curug Parigi punya banyak pengunjung.

Bahkan air terjun mini tersebut kerap dijadikan lokasi syuting film televisi, sinetron,reality show,hingga film layar lebar.

Salah satu film tahun 1980-an yang mengambil panorama di Curug Parigi yakni film Dia Sang Penakluk yang diperankan almarhumah Suzanna.

Namun,kini pengunjung semakin berkurang karena tidak ada akses dan pesona Curug Parigi merosot.

"Banyak pengunjung yang dari daerah lain justru kecewa karena airnya berbau busuk," kata Wati.

Meski begitu,kata Wati,setiap hari ada pengunjung yang datang ke lokasi air terjun paling banyak 30 orang pada musim libur sekolah atau libur nasional.

"Datangnya juga cuma sebentar, hanya foto-foto setelah itu pulang," ujar Wati.

Akses utama ditutup

Sejak 10 bulan terakhir,pendatang dari berbagai daerah tidak bisa masuk ke lokasi Curug Parigi.

Alasannya, Jalan Pangkalan 4,5 yang selama ini dijadikan akses utama ke tempat wisata air itu  telah ditutup oleh PT Peni Jaya Hari Baja.

Perusahaan yang bergerak di bidang logam ini menutup jalan karena telah mengantongi sertifikat tanah atas akses jalan ke Curug Parigi.

Warga maupun pendatang sempat mengeluhkan penutupan jalan tersebut karena Curug Parigi dibentuk oleh alam dan berpotensi sebagai tempat wisata bagus.

Pengunjung Curug Parigi,Ardian Adilino (30), mengaku bahwa kedatangannya ke sana untuk mengecek kabar  penutupan akses jalan.

Dia mengetahui kabar itu berdasarkan informasi dari teman-temannya di grup WhatsApp.

"Infonya sebetulnya sudah cukup lama (ditutup),tapi saya baru sempat sekarang," ujar Ardian saat berpapasan di dekat Jalan Pangkalan 4,5.

"Saat dicek,rupanya benar tadi saya lihat nggak bisa dilewatin karena ditutup seng,"katanya lagi.

Ardian mengatakan,terakhir kali ke Curug Parigi pada awal tahun 2018.

Saat itu Jalan Pangkalan 4,5 masih bisa dilintasi meski telah ditutup menggunakan portal oleh pemilik lahan.

Namun kini,pengunjung Curug Parigi tak leluasa  lagi ke sana untuk menikmati pemandangan air terjun itu.

"Sebagai warga tentu menyayangkan, kalau bisa pemerintah turun tangan mengatasi persoalan ini. Selain masuknya gratis,Curug Parigi juga menjadi spot yang bagus untuk berfoto-foto," ucapnya.

Menurut Ketua RT 01/06, Iwan Setiawan, masyarakat yang naik sepeda motor masih bisa mengunjungi Curug Parigi.

Mereka bisa melintasi Jalan Pangkalan 5 menuju Kampung Curug Parigi.

Kemudian,sepeda motornya dititipkan di rumah warga, lalu mereka berjalan kaki dari perkampungan ke Curug Parigi sejauh 200 meter.

"Kalau naik motor ke curugnya sudah"
betul-betul tidak bisa dilintasi, karena ujung perkampungan warga juga ditutupi pagar dan perlu naik tangga," ujar Iwan

Related Posts

No comments:

Post a Comment