Ilustrasi Pengroyokan |
GL (16),siswi baru SMK Teknologi Nasional,Bekasi Timur,masih trauma dengan pengeroyokan yang menimpanya pada Rabu (14/8/2019) lalu.
Ditemui di kediamannya,Rabu (21/8/2019) petang,GL berujar bahwa dirinya sempat masuk sekolah pada Jumat,dua hari setelah pengeroyokan tersebut untuk mengikuti lomba 17-an. Kamis keesokan harinya,GL tidak masuk sekolah dan sempat membuat bingung orangtuanya.
"Diikutin waktu masuk hari Jumat sama si A, kakak kelas. Diikutin saja gitu, mungkin biar enggak lapor guru," ujar GL kepada Kompas.com.
Dibayangi trauma dan takut akandikeroyok lagi, GL memutuskan mendekam di rumah. Ia juga ogah keluar rumah karena alasan yang sama, meskipun guru sekolahnya telah datang ke rumah dan membujuknya agar bersekolah kembali. Kawan-kawan seangkatannya juga mendukungnya agar kembali masuk sekolah.
"Takut diincar lagi. Masih seringlah (teringat pengeroyokan)," kata GL.
"Tidur juga enggak tidur semalaman. Dia suka mengigau,minta ampun, minta tolong," ucap Ali Sadikin (44), ayah GL.
GL yang baru sebulan duduk di bangku SMK dikeroyok tiga pelaku yang usianya sedikit lebih tua darinya di sebuah taman tak jauh dari kompleks sekolah.
Tiga pelaku itu adalah D, alumnus SMK Teknologi Nasional; A, kakak kelas GL; dan P, kawan D yang tidak satu almamater.
GL dijambak,dicekik,dan dilucuti kerudungnya,sebelum kemudian ditendang,dipukul,dan ditampar menggunakan sandal berulang kali.
Kini, GL belum memutuskan akan bersekolah lagi atau tidak dalam waktu dekat. Namun, ia berpikir untuk pindah sekolah seandainya bersekolah lagi. Ayahnya juga tak memaksanya cepat-cepat sekolah.
"Mungkin kayaknya pindah sih, trauma. Tergantung anaknya, sih," ujar Ali.
Kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Metro Bekasi Kota pada Selasa (20/8/2019). Pihak keluarga menutup penyelesaian secara kekeluargaan dan menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada kepolisian.
kompas
No comments:
Post a Comment