--> BEKASI GUE | Deskripsi Singkat Blog di Sini
Loading...
Loading...

BEKASI GUE

Mengenal Bekasi Dari Sini

28 September 2019

Kabupaten Bekasi masih kekurangan ruang terbuka hijau

Kabupaten Bekasi masih kekurangan ruang terbuka hijau

Ruang Terbuka Hijau


Kabupaten Bekasi masih kekurangan ruang terbuka hijau menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat.

Ruang terbuka hijau (RTH) Kabupaten Bekasi baru 16 persen dari luas wilayah perkotaan, jauh lebih kecil dibandingkan luas ruang terbuka hijau yang wajib dimiliki satu daerah menurut ketentuan mengenai tata ruang, yakni minimal 30 persen dari luas wilayah dan 20 persen di antaranya mesti dibangun oleh pemerintah daerah.

"Sebagai daerah dengan kawasan industri yang besar, keberadaan RTH begitu penting untuk menangkal polusi udara. Apalagi, ada sedikitnya 4.000 pabrik yang beroperasi di Kabupaten Bekasi," kata Kepala Bidang Perencanaan Fisik dan Penataan Ruang Bappeda Kabupaten Bekasi Edi Yusuf Taufik di Cikarang, Sabtu.

Taufik mengatakan bahwa ada tujuh kecamatan di Kabupaten Bekasi yang merupakan wilayah perkotaan dan wajib memiliki ruang terbuka hijau, yakni Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Timur, Cikarang Barat, Cibitung, dan Tambun Selatan.

Luas keseluruhan tujuh kecamatan itu 33.604 hektare. Menurut ketentuan 10.081 hektare di antaranya mestinya merupakan ruang terbuka hijau dan pemerintah daerah wajib membangun 6.720 hektare di antaranya.

Ruang terbuka hijau yang sudah ada saat ini luasnya baru 5.376 hektare atau sekitar 16 persen dari luas wilayah, pemerintah daerah masih harus membangun 1.344 hektare lagi ruang terbuka hijau di wilayah Kabupaten Bekasi.

Namun, menurut Taufik, penyediaan ruang terbuka hijau belum menjadi bagian dari program prioritas Pemerintah Kabupaten Bekasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2017--2022.

"Ini menjadi kendala juga karena memang RTH ini harus menjadi komitmen dari pemerintah daerahnya dulu dalam program kerjanya. Sebab untuk menjadikan RTH di wilayah perkotaan tentunya harus ada lahan yang dibebaskan," katanya.

"Kekurangan empat persen itu bukan kecil karena luasannya besar. Untuk membebaskan satu hektare tanah saja di perkotaan membutuhkan puluhan miliar rupiah," ia menambahkan.

Ia mengatakan selama ini penambahan ruang terbuka hijau hanya berasal dari pembangunan taman.

Di sisi lain, ia mengatakan, pemerintah pusat belum konsisten menegakkan peraturan mengenai penyediaan ruang terbuka hijau sesuai kebutuhan.

"Sanksi pun tidak diberikan. Lihat saja DKI Jakarta yang jumlah RTH-nya minim, bahkan persentasenya kurang dari kita, tetap tidak ada sanksi yang diberikan. Ini juga yang jadi faktor mengapa RTH tidak diprioritaskan. Padahal isu lingkungan hidup ini sangat penting," kata dia.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Bekasi Iwan Ridwan menyatakan bahwa pemerintah daerah memang belum punya program strategis untuk menambah ruang terbuka hijau, karenanya dinas hanya memaksimalkan lahan yang ada untuk membangun ruang terbuka hijau seperti membangun taman di median jalan dan taman vertikal.

"Green wall ini menjadi salah satu upaya kami. Kemudian tahun ini juga ada dua taman yang dibangun. Sedangkan memang untuk meningkatkan RTH hingga memenuhi batas minimal 20 persen perlu dilakukan upaya masif dari pemerintah secara keseluruhan. Ini yang memang kami harapkan," kata Iwan

(Pikiran Rakyat)

22 September 2019

Air Irigasi Kota Bekasi Hitam dan Butek,Ratusan Ikan Mati

Air Irigasi Kota Bekasi Hitam dan Butek,Ratusan Ikan Mati

Air Irigasi Kota Bekasi Hitam dan Butek, Ratusan Ikan Mati


Ratusan ikan di saluran irigasi,Pintu Air, Kota Bekasi mati menyusul kondisi air yang hitam. Produksi air bersih PDAM Tirta Patriot juga sempat terganggu.

“Sejak semalem air butek. Ikan pada mabok,” kata Edwin, warga Harapan Mulya,Minggu (22/9/2019).

Disebutkan,sampai pagi masih banyak orang yang memanfaatkan mengambil ikan yang mati. Diantara warga bahkan menggunakann jala untuk mendapatkan ikan.

“Airnya butek dan bau. Ulah siapa ini,” katanya.

Warga ini menyebut kondisi air tak seperti biasa yang kecoklatan. Tapi, saat ini hitam dan berbau.

Matinya ikan seperti ini sudah beberapa kali terjadi, termasuk di kawasan Kali Bekasi. Tampaknya warga pencari ikan tidak ambil peduli dengan kondisi air yang diduga menjadi penyebab matinya ikan.

Kondisi air yang jelek ini juga menjadi jawaban PDAM Tirta Patriot yang menyampaikan pertanyaan melalui web resmi. Disebutkan, kondisi air baku pada pukul 08.00 disebutkan berbusa dan bau yang mempengaruhi produksi.

Yayan Yuliana, Kepala.Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Bekasi, mengakui adanya laporan terkait kondisi air tersebut. “Kami sudah menurunkan tim untuk meneliti kondisi air dan apa penyebabnya,” katanya.

Kejadian ini cukup membuat keprihatinan beberapa kalangan. Selain karena sudah berulang di Kota Bekasi, juga menjadi penyebab matinya ikan. Padahal, baru dua hari sebelumnya dinas pertanian dan perikanan menebar benih ikan di banyak tempat.(PK)

18 September 2019

Satu Kios Dan 3 Bus Ludes Terbakar di Kranji

Satu Kios Dan 3 Bus Ludes Terbakar di Kranji

3 bus ludes terbakar dan satu kios di kranji pada rabu (18/8/2019) dinahari



Kebakaran yang terjadi di Jalan Banteng RT 02 RW 13 Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat,Kota Bekasi menghanguskan satu kios dan tiga kendaraan bus mini,Rabu (18/9/2019) dini hari.

Danton 4 Kompi B Dinas Pemadam Kota Bekasi, Edi Djuaedi mengatakan, kebakaran pukul 02.00 WIB terjadi akibat hubungan pendek arus listrik dari salah satu kios milik warga. Api lalu menyambar ke tiga kendaraan di lokasi.

"Kebakaran menghanguskan satu buah kios dan dua minibus elf dan satu bus ukuran sedang," kata Edi, Rabu (18/9).

Sebanyak lima unit mobil pemadam turunkan untuk menjinakkan amukan si Jago Merah. Butuh waktu hingga satu jam untuk memadamkan api.

"Kita menunggu pihak PLN untuk memadamkan terlebih dahulu aliran listrik agar tidak perlu petugas," kata dia.

Ia mengatakan, tak ada korban jiwa selain luka-luka dalam kejadian itu. Tapi, kerugian materi diperkirakan mencapai jutaan Rupiah .


17 September 2019

Jumlah Penduduk Kota Bekasi Tertinggi Ketiga Setelah DKI dan Surabaya

Jumlah Penduduk Kota Bekasi Tertinggi Ketiga Setelah DKI dan Surabaya




Kota Bekasi

Jumlah penduduk Kota Bekasi diprediksi mencapai 3,7 juta jiwa pada 2023 mendatang. Saat ini,penduduk Bekasi  tertinggi ketiga kategori kota metropolitan di bawah DKI Jakarta dan Surabaya.

"Pertumbuhan penduduk dari angka kelahiran cuma dua koma sekian persen,urbanisasi luar biasa tingginya," kata kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi belum lama ini.

Berdasarkan data rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Bekasi tahun 2018-2023, penduduk Bekasi tahun ini mencapai 3,2 juta. Dengan jumlah ini, Rahmat menyebut kepadatan penduduk mencapai 16.500 per kilometer dari total luas wilayah 210 ribu kilometer.

Karena itu,wajar jika Kota Bekasi disebut Badan Perencanaan Pembangunan Nasonal (Bappenas) RI merupakan kota metropolitan dengan penduduk tertinggi di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Kota Surabaya.

"Karena terpadat,maka kota ini harus mampu menyediakan sarana dan prasarana untuk berbagai kegiatan aktivitas kehidupan di masyarakat," kata Rahmat Effendi.

Menurut dia,mengelola sumber daya manusia yang tinggi,pemerintah fokus terhadap penyediaan utilitas, pembangunan infrastuktur,dan penataan kawasan permukiman supaya tak menumpuk di titik-titik tertentu. “Pembangunan jalan untuk memudahkan akses, supaya penyebaran penduduk merata,” kata dia.

Di wilayah utara,misalnya,pemerintah tengah membangun jalan baru sepanjang sekitar 20 kilometer. Di antaranya menambah kapasitas Jalan Perjuangan dengan membangun jalan baru di sisi barat saluran, kemudian membangun jalan baru Pangeran Jayakarta, Jalan Mawar (Medansatria), dan Jalan Baru Underpass sisi barat (Bekasi Timur).

“Akses di sini ditopang adanya transportasi massal KRL,” kata Rahmat.

Di bagian selatan,kata dia,ada pembangunan jalan baru SS Jakasetia dari Pekayon hingga Jatiasih sepanjang lima kilometer. Selain jalan baru, infrastruktur di wilayah selatan terbantu dengan proyek strategis nasional mulai dari Tol Cibitung-Cimanggis,Jalan Tol Jakarta-Cikampek 2 Elevated, Jalan Tol Jakarta-Cikampek 2 Selatan melintasi Jatiasih dan Bantargebang,dan LRT Bekasi Timur-Cawang.

Kepala Bidang Infrastuktur dan Pengembangan Wilayah pada Badan Perencanaan Pembangunan Kota Bekasi Erwin Gwinda mengatakan, pemerintah telah menetapkan tiga kategori kepadatan wilayah, yaitu kepadatan tinggi, sedang, dan rendah. “Ini sebagai rujukan pengembangan hunian bagi pengembang, dan melindungi ruang terbuka hijau,” kata dia.

Wilayah dengan kepadatan tinggi berada di pusat kota yaitu Bekasi Selatan, Bekasi Timur, dan Bekasi Barat sehingga direkomendasikan untuk membuat hunian vertikal. Sedangkan hunian tapak direkomendasikan ke lokasi dengan tingkat kepadatan rendah seperti Mustikajaya, Jatisampurna, Jatiasih, Rawalumbu, sebagian Medansatria, dan Bekasi Utara. “Sebaran penduduk Kota Bekasi bisa lebih merata,” ucap Erwin.

Tempo

16 September 2019

Iuran BPJS Naik,Warga Kota Bekasi Ramai-Ramai Daftar Kartu Sehat

Iuran BPJS Naik,Warga Kota Bekasi Ramai-Ramai Daftar Kartu Sehat

BPJS Kesehatan


Pemerintah berencana menaikkan iuran premi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) per 1 Januari 2020. Atas dasar itulah warga Kota Bekasi mulai berbondong-bondong mendaftar Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kependudukan (KS-NIK).

KS-NIK merupakan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) milik Pemerintah Kota Bekasi. Melalui program tersebut, seluruh warga Kota Bekasi bisa mendapatkan fasilitas kesehatan secara cuma-cuma, tanpa pembayaran premi setiap bulannya.

Petugas Pelayanan Kartu Sehat Pendopo Kota Bekasi, Alfi Febriantara membenarkan pihaknya menerima lonjakan pendaftar KS-NIK. Berdasarkan penuturan warga yang disampaikan kepada Alfi, mayoritas warga tertarik untuk mendaftar KS-NIK dengan alasan naiknya premi BPJS, Ahad (15/9)

"Ada juga yang sudah mati BPJS-nya. Daripada mereka harus bayar lagi buat ngidupin BPJS. Mereka (warga) pilih daftar KS karena gratis kan, pelayanannya juga hampir sama dengan BPJS," kata Alfi kepada Republika kemarin.

Ia menjelaskan, peningkatan jumlah pendaftar KS-NIK itu terjadi dalam rentang waktu dua minggu terakhir. Alasannya, meskipun kenaikan premi BPJS belum diberlakukan. Akan tetapi, masyarakat sudah mengetahui berapa jumlah kenaikannya.

"Biasanya satu haru sekitar 40-60 orang. Tapi dua minggu terakhir ini mencapai 100 an orang per hari. Apalagi sekarang begitu daftar KS, kartunya langsung jadi. Syaratnya cuma bawa KK (Kartu Keluarga) Kota Bekasi," kata dia.

Bahkan, Alfi menyatakan, banyak warga di luar Kota Bekasi yang ingin mendaftarkan KS-NIK, beberapa diantaranya berasal dari Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi. "Tapi kan nggak bisa, KS ini kan khusus bagi warga Kota Bekasi," ucapnya.

Alfi juga menuturkan, pada 2019, Pemkot Bekasi menyediakan 100 ribu blangko KS-NIK. Hingga saat ini, Blangko yang telah disediakan oleh Pemkot Bekasi tersebut baru terpakai sekitar 40 ribu buah.

"Jadi masih ada sekitar 60 ribu (blangko)," ucap dia.

Sementara terkait dengan jumlah pendaftar selama ini, Alfi menyampaikan, setidaknya sekitar 678 KK yang ada di Kota Bekasi sudah memiliki KS-NIK. "Kalau total KK pasif (bukan KK pindahan) itu kurang lebih ada 743 ribu. jadi kurang 60 ribu saja sebenarnya," ujar Alfi.

Dengan mendaftarkan KS-NIK, maka satu keluarga akan mendapatkan jaminan kesehatan dari Kota Bekasi. KS-NIK memiliki bentuk seperti KTP, di halaman depan tertulis nomor KK, sedangkan di halaman belakangnya tertulis nama anggota keluarga yang mendapatkan Jamkesda Kota Bekasi tersebut.

Alfi juga menegaskan, Pemkot Bekasi menerbitkan KS-NIK dalam rangka memberikan hak istimewa kepada masyarakat yang telah membayarkan pajak setiap tahunnya. Ia menambahkan, satu keluarga yang telah memiliki KS-NIK akan ditanggung biaya rumah sakit plus pengobatan yang dijalani.

"Jadi alurnya ke puskesmas dulu, kalau urgen nanti akan dirujuk ke RSUD (rumah sakit umum daerah). Nanti akan ditempatkan di kelas III, tidak bisa upgrade tidak bisa downgrade," tuturnya.

Sementara itu, salah satu warga bekasi yang tinggal di Kecamatan Kranji, Sari Lestari (29 tahun) mengatakan, dirinya mengetahui program KS-NIK Kota Bekasi melalui tetangganya. "Kata tetangga yang sudah melahirkan, katanya ada potongan kalau pakai KS. makanya saya daftar," kata Sari sembari memegang perutnya yang sedang bunting.

Ia mengaku senang dengan adanya fasilitas tersebut. Ia lebih memilih KS-NIK daripada BPJS karena KS-NIK tidak memerlukan biaya premi setiap bulan. "Ya milih pakai KS, kalau BPJS kan harus bayar premi tiap bulan. kalau ini kan enggak," ujar dia.

Di sisi lain, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi merespons positif dengan banyaknya pendaftar KS-NIK. Menurutnya, hal itu adalah sebuah bukti penerimaan masyarakat. Ia mengaku, Pemkot Bekasi akan terus memperbaiki program KS-NIK tersebut. Ia mengatakan, ke depannya, pelayanan KS-NIK akan difokuskan untuk RSUD di Kota Bekasi.

"Kita baru saja punya empat RSUD baru tipe D. Nantinya KS akan difokuskan ke sana sehingga dananya kembali lagi ke daerah," kata Rahmat saat ditemui Republika kemarin.


Republika

14 September 2019

Pemprov DKI Jakarta Danai Pembangunan Lahan Parkir Park and Ride Di Bekasi

Pemprov DKI Jakarta Danai Pembangunan Lahan Parkir Park and Ride Di Bekasi

Pemprov DKI Jakarta


Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah mencapai kesepakatan dengan Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi untuk membangun lahan parkir atau park and ride. Pemprov DKI akan membiayai pembangunan dua park and ride itu.

"Nah untuk realisasinya saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kan di dalam MoU-nya itu dijelaskan bahwa tanah, DED (Detail Engineering Design) disiapkan oleh pemerintah di Bodetabekjur. Sedangkan pelaksanaannya itu nanti akan dibahas, terutama oleh salah satunya bantuan keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau mekanisme kerja sama yang akan dibicarakan lebih lanjut," ucap Kepala Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta Premi Lasari, kepada wartawan,Jumat (13/9/2019).

Park and ride akan dibangun di aset pemerintah daerah Kabupaten Bekasi, dan Bekasi Kota. Keduanya berlokasi di dekat Stasiun Bekasi dan Stasiun Cikarang.

"Yang pertama yaitu park and ride di Kota Bekasi. Lokasinya dekat Stasiun Bekasi. Karena Stasiun Bekasi itu salah satu stasiun yang paling banyak penumpang KRL-nya,"ucap Premi.

"Kemudian kedua yaitu di Kabupaten Bekasi. Posisinya juga sama (di dekat stasiun), kita ambil di sekitar Stasiun Cikarang kalau saya nggak salah ya. Karena memang sama. Di sana itu kebanyakan adalah orang-orang yang naik KRL," ujarnya.

Premi belum menyebut berapa anggaran untuk kedua pembangunan tersebut. Saat ini, anggaran sedang di bahas dalam KUA PPAS 2020.

"Kami baru mengusulkan di KUA-PPAS, tapi kan belum dibahas di DPRD ya. Jadi nominalnya belum bisa saya sebutkan. Tetapi itu nanti kita juga akan melihat dari DED-nya Kota Bekasi. Kan DED Kota Bekasi sudah menganggarkan di 2019 dan kita sudah juga mengalokasikan anggaran di 2020 dengan besaran mungkin nanti kalau kurang, nanti bisa tambah kembali," ucap Premi.

Selain Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi,Pemprov DKI sedang membahas pembangunan park and ride di Kabupaten Bogor. Belum ada kesepakatan antara Pemprov DKI dengan Bogor.

"Kemudian memang ada satu lagi, tetapi itu belum clear. Yang satu itu di Kabupaten Bogor. Tetapi mekanismenya itu masih kita bahas. Pertama karena memang tanah yang di Kabupaten Bogor itu belum sepenuhnya aset milik Pemerintah Kabupaten Bogor. Jadi masih dalam penjajakan," kata Premi

Sumber: detik.com

10 September 2019

Kabupaten Bekasi bentuk forum penanganan sampah sungai

Kabupaten Bekasi bentuk forum penanganan sampah sungai

Kondisi Kali Jambe di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat usai dibersihkan dari tumpukan sampah. Photo: ANTARA


Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akan membentuk forum penanganan sampah sungai (FPSS) untuk mengatasi penumpukan sampah di area sungai.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dodi Agus Supriyanto di Cikarang, Selasa, menjelaskan bahwa anggota forum itu akan meliputi unsur dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, dan Satuan Polisi Pamong Praja.

Unsur TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Citarum Harum, menurut dia, juga akan dilibatkan dalam kegiatan forum untuk mengatasi persoalan sampah sungai di Kabupaten Bekasi.

"Nanti di forum itu mereka senantiasa menginformasikan keberadaan sampah di kali, kita segera bertindak cepat bareng-bareng. Kalau ada sampah dikeroyok bareng-bareng," kata Dodi.

Dalam enam bulan terakhir, Pemerintah Kabupaten Bekasi fokus menangani sampah yang mengotori sungai. Pembersihan sampah beberapa waktu lalu sudah dilakukan di Kali Pisang Batu, Kali Cibalok, Kali Busa, hingga Kali Jambe di Kecamatan Tambun Selatan.

"Pemkab Bekasi juga selalu berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menangani persoalan sampah di kali-kali tersebut, namun permasalahan sampah ini belum juga tuntas," kata dia.

Dodi berharap kehadiran FPSS akan mempercepat penyelesaian persoalan sampah sungai.

"Kami inginnya solusi permanen, jadi bukan besok ada lagi terus kita bersihkan tapi di kemudian hari terulang kembali. Kami ingin sungai kami ini benar-benar bebas dari sampah sehingga bisa dimanfaatkan secara optimal oleh warga sehari-hari," katanya

Antara
4 Pelaku Pengroyokan Acara Dangdutan Di Arenjaya Berhasil Ditangkap

4 Pelaku Pengroyokan Acara Dangdutan Di Arenjaya Berhasil Ditangkap

4 Pelaku Yang tewaskan 2 orang di acara dangdutan arenjaya,Berhasil ditangkap
Wawan Sibarani (46) dan Arianto Sibarani (48) tewas dalam keributan yang terjadi di acara dangdutan di Arenjaya,Polisi telah menangkap 4 pelaku dalam aksi pengeroyokan itu, yakni R, AM, HS, dan DP.

"Dari pengembangan kasus ini, kita sudah berhasil menangkap 4 dari 8 orang tersangka, semuanya ini notabenenya rata-rata warga di sekitar (lokasi)," ujar Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Eka Mulyana, Senin (9/9/2019).

Polisi masih melakukan pendalaman terkait kasus pengeroyokan yang terjadi di Gang Pahlawan, RT 06/01, Aren Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Minggu (8/9) pukul 03.00 WIB. 4 orang lainya ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Untuk 4 orang, sedang kita lakukan pendalaman, pencarian, kita minta waktu kepada teman-teman semua, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa menangkap 4 orang ini," ujar Eka.

Keempat DPO yakni, HRS, LGK, ACUNG, dan KF. Para pelaku ini diduga terlibat dalam pengeroyokan yang menewaskan Wawan dan Arianto.

Sebelumnya, keributan itu diduga karena pelaku dan korban saling senggol saat berjoget di acara dangdutan.

"Jadi ada dangdutan di RT 6 di Aren Jaya, imbas dari pada kegiatan itu ada keributan, jadi berawal dari kegiatan dangdutan, ya biasalah kalau dangdutan, joget, mungkin adanya senggolan antara pengunjung kemudian saling tunjuk-tunjukkan. Akhirnya terjadilah perkelahian ini, perkelahian ini diakibatkan karena kegiatan dangdutan yang dilaksanakan kemarin," imbuh Eka.

Keributan berujung aksi pengeroyokan yang mengakibatkan kedua korban tewas. Sedangkan dua korban lainnya mengalami luka berat.

Empat pelaku itu ditangkap di rumahnya di Aren Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Minggu (8/9) siang. Pelaku dijerat pasal 170 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

detik

08 September 2019

Gara-Gara Saling Tatap,2 Orang Tewas Dikeroyok saat Nonton Dangdut Di Arenjaya

Gara-Gara Saling Tatap,2 Orang Tewas Dikeroyok saat Nonton Dangdut Di Arenjaya


Tempat Kejadian Perkara Pengroyokan


Dua kakak adik di Kota Bekasi tewas mengenaskan setelah dikeroyok sekelompok pemuda saat menonton acara dangdut tak jauh dari rumahnya, Minggu (8/9/2019).

Kedua korban yakni, AS (48) dan WS (46), warga Jalan Makam Pahlawan, Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat. 

Belum diketahui motif pengeroyokan itu, namun diduga hanya karena saling tatap saat acara dangdutan resepsi 17 Agustus di Kelurahan Aren Jaya.

Kedua korban mengalami luka bacok yang cukup serius di bagian kepala dan pelipis, serta hidung. Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, kakak adik itu sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Chasbullah Abdul Madjid Bekasi.

Namun,nyawanya tak tertolong saat dalam perawatan medis. Untuk mencegah terjadinya bentrok susulan, hingga sore ini petugas gabungan Polsek Bekasi Timur dan Polres Metro Bekasi Kota masih berjaga-jaga di lokasi.

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Amran mengatakan, berdasarkan keterangan awal dari saksi-saksi, penyebab keributan hingga terjadinya pengeroyokan ini hanya karena saling tatap-tatapan di acara dangdut 17 Agustusan.

“Karena salah satu tidak terima hingga terjadi keributan. Penyebab keributan ini karena dari kedua belah pihak dalam pengaruh minuman keras,” katanya.

Amran mengungkapkan, tidak hanya mengeroyok, para pelaku yang berjumlah belasan orang dan dalam pengaruh minuman keras (miras) juga merusak rumah kontrakan korban.

Dia mengaku sudah mengantongi identitas para pelaku pengeroyokan yang menewaskan kakak adik tersebut. “Sudah kita kantongi identitas para pelaku. Mereka masih dalam pengejaran petugas,” ucapnya.

Petugas medis RSUD Dokter Chasbullah Abdul Madji Bekasi, Joko Budi mengatakan, kedua korban mengalami luka bacokan dan pukulan benda tumpul yang cukup parah di bagian kepala, pelipis, dan hidung. “Lukanya cukup parah terutama di bagian kepala,” katanya.

Untuk penyelidikan lebih lanjut, kedua jasad korban langsung dibawa petugas ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk diautopsi

07 September 2019

5 Fakta Kali Jambe Yang Tertutup Sampah

5 Fakta Kali Jambe Yang Tertutup Sampah

Kali jambe saat di bersihkan dari tumpukan sampah,Jumat (6/9/2019).


Pemerintah Kabupaten Bekasi kembali disorot soal masalah pencemaran kali.

Kali ini, tumpukan sampah sejauh 500 meter menutupi Kali Jambe di perbatasan Desa Mangunjaya dan Desa Karangsatria, Tambun Selatan.

Berbagai kantong plastik aneka ukuran, termasuk benda-benda tak lazim seperti ransel dan karpet ada di sana.

Keadaan ini menambah panjang riwayat pencemaran kali akibat sampah di Kabupaten Bekasi.

Sebelumnya,Kali Pisang Batu di Tarumajaya sempat jadi sorotan dunia internasional karena tumpukan sampah plastik pada Desember 2018.

Kemudian,sampah plastik ganti menutupi Kali Bahagia di Babelankota pada akhir Juli 2019.

Berikut rangkuman lima fakta mengenai tumpukan sampah di Kali Jambe:

Baru terjadi tahun ini

Wasti (44), warga Mangunjaya menyebut bahwa tumpukan sampah plastik itu baru terjadi pada tahun ini, tepatnya mulai 2-3 bulan yang lalu.

"Sebelum-sebelumnya enggak kayak begini. Mau kemarau juga airnya masih mengalir walaupun dangkal," kata Wasti kepada Kompas.com, Rabu (4/9/2019).

Marsad (41), juga warga Mangunjaya, menyatakan, sampah-sampah itu belum begitu tebal menutupi aliran Kali Jambe.

Namun,semakin jauh,aliran kali semakin dangkal. Hal itu membuat aliran kali tersumbat dan sampah plastik menumpuk.

"Kami warga paling ngebersihin, didorong-dorong saja biar ngalir tapi ya enggak ngaruh banget. Besokannya datang lagi, mampet lagi," kata Marsad.

Wasti maupun Marsad mengaku bahwa belum pernah ada tindakan dari pemerintah untuk membersihkan sampah di dekat pemukiman mereka itu.

Warga kesulitan tidur

Tumpukan sampah tersebut mengganggu kehidupan warga. Bau menyengat terhidup sampai ke dalam rumah-rumah warga di sekitar kali.

"Ini belum apa-apa, lebih baunya lagi kalau jelang malam hari karena ada angin dari barat. Langsung dah bau serumah-rumah. Jadinya ya kagak bisa tidur. Umpamanya kecuali sudah ngantuk berat baru bisa tidur. Mau gimana lagi,” kata Wasti, Rabu.

Selain bau,serangan nyamuk jadi momok warga.

“Yang enggak tahan mah nyamuk. Bukan maen, banyak banget. Ngumpetnya kan di sini (tutupan sampah Kali Jambe) kalau siang, malam dia pada keluar," kata Wasti.

Marsad mengakui hal yang sama. Untuk mengusir nyamuk-nyamuk ganas yang berkomplot dari arah Kali Jambe itu, saban hari Marsad harus membakar sedikitnya dua bungkus obat nyamuk di rumah mungilnya.

"Umpamanya obat nyamuknya habis, waduh itu nyerang lagi. Enggak bisa dibilang lagi banyaknya. Itu rumah sebelah sempat dirawat (anaknya), gara-gara nyamuk di sini mungkin," ujar Marsad.

Sampah berasal dari TPS liar

Warga menduga, sampah-sampah plastik yang menutupi aliran Kali Jambe berasal dari TPS liar.

Lokasinya 200 meter dari jembatan penghubung Desa Mangunjaya dan Desa Karangsatria yang merupakan titik awal bentangan sampah.

Di sana,ada TPS liar yang dikelola selama puluhan tahun oleh sebuah keluarga.

Sampah-sampah yang menumpuk hingga berceceran di dinding kali itu merupakan sampah domestik dua perumahan di dekat sana setiap harinya.

Namun,Melati,bukan nama sebenarnya, bersikeras jika TPS yang ia kelola bersama keluarganya itu bukan biang kerok tumpukan sampah Kali Jambe.

Ia mengklaim,keluarganya cukup aktif membersihkan aliran kali dan rutin memusnahkan timbunan sampah itu dengan membakarnya.

"Lihat saja di sini kalinya bersih. Yang jorok sampah dari sana. Saya jamin. Kalau di sini saya juga ngerti, pegawai kali juga sering bilang supaya sampahnya jangan sampe menutup kali," jelas Melati.

"Setiap sampahnya nutup (aliran kali), suami saya langsung cebur bersihin biar enggak ada sumbatan supaya air mengalir. Di sini selalu kita bersihin terus. Adik, kakak, mantu, semua turun semua bersihin. Namanya numpang makan. Kita saling jaga," tambah dia.

Viral,Pemkab Bekasi kerahkan alat berat

Personel gabungan dari unsur warga, aparat, serta Pemerintah Kabupaten Bekasi akhirnya mengeruk sampah Kali Jambe mulai Jumat (6/9/2019).

Pengerukan dilakukan dengan 1 alat berat serta 40 pasukan kebersihan yang bertugas mendorong sampah ke arah hilir.

Satu unit backhoe beroperasi di sisi hilir Kali Jambe yang telah dipasang trap sampah.

Para petugas kebersihan masuk ke aliran kali untuk mendorong sampah-sampah plastik yang membentang sejauh 500 meter ke arah backhoedengan menggunakan garu dan bambu.

Pengerjaan itu disaksikan warga setempat, baik ibu-ibu hingga anak-anak, dengan antusias.

"Paling kalau hari ini terkumpul ada sampai 50-an ton, itu hari ini saja targetnya. Penginnya sih bisa kelar dua hari, cuma kami perkiraan empat harian (baru bisa terangkut semua)," kata Iman Santoso, Camat Tambun Selatan, Jumat.

Benahi TPS liar dan normalisasi Kali Jambe

Iman menyatakan, pihaknya menyiapkan dua skenario untuk mengantisipasi terulangnya insiden tumpukan sampah di Kali Jambe.

Skenario jangka pendek, pemerintah bakal membenahi TPS –TPS liar di sekitar Kali Jambe.

“Kami akan berdayakan teman-teman unsur desa untuk menyetop TPS sementara. Solusi keduanya, kami berdayakan teman-teman petugas kebersihan untuk mengadakan tempat sampah berupa kontainer yang diangkut secara periodik. Letaknya di mana nanti tergantung usulan warga,” ujar Iman.

Dia enggan menyalahkan warga maupun pengelola TPS liar di balik masalah ini.

"Memang, jangan sampai ngambil keuntungan pribadi jadi nyusahin semua orang. Tapi harus ada solusi pemda, misalnya membantu menyediakan kontainer tempat sampah, memaksimalkan personel kebersihan, dan angkutan truk. Jadi jangan cuma nyalahin warga, tapi ada solusi," kata Iman.

Skenario jangka panjang, lanjut Iman, jajarannya bakal berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menormalisasi Kali Jambe beserta lahan di sempadannya.

"Jangka panjangnya, kami minta tolong teman-teman dari dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat) untuk normalisasi, dinas lingkungan hidup untuk penanganan masalah sampah besarnya. Kami tata ruang juga untuk membuat taman," kata dia.

Senada dengan Iman, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas PUPR Kabupaten Bekasi, Nur Chaidir, juga berjanji bakal menata aliran Kali Jambe di Desa Mangunjaya dan Karangsatria dengan merancang ruang terbuka hijau.

"Mungkin kami coba tata, kanan dan kirinya kami buat ruang terbuka hijau dengan penamanan. Tahun depan juga rencananya bikin jaring sampah," kata Chaidir di tempat yang sama.


Kompas

05 September 2019

Belanja di Warung dengan Uang Palsu,Seorang Wanita di Ditangkap

Belanja di Warung dengan Uang Palsu,Seorang Wanita di Ditangkap

Kubil Laela Sari (38) ditangkap polisi setelah belanja di warung menggunakan uang palsu

Kubil Laela Sari (38) belanja sejumlah barang dari warung ke warung di Kabupaten Bekasi. Perempuan ini ditangkap polisi setelah ketahuan belanja menggunakan uang palsu.

Kasubag Humas Polres Metro Bekasi AKP Sunardi mengungkapkan pelaku melakukan aksinya di Kampung Cikedokan, RT 01/02, Desa Cibening, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, pada Rabu 4 September 2019.

Mulanya,pelaku datang ke warung milik Amung untuk berbelanja sejumlah keperluan. "(Pelaku) membeli gorengan senilai Rp 5000, menggunakan uang palsu pecahan Rp. 20.000. Pelaku mendapat gorengan ubi dan kembalian uang Rp 15.000," kata Sunardi dalam keterangannya, Kamis (5/9/2019).


Foto: Uang palsu yang diamankan polisi

Kemudian,kata Sunardi, pelaku menuju warung milik Dahya. Disana, pelaku membeli rokok dan cemilan. "Pelaku pindah ke warung saudara Dahya untuk membeli 1 rokok Djarum Super dan 2 Nextar seharga Rp. 24.000. Pelaku memberikan uang sebesar Rp 40.000 (2 lembar Rp 20.000) kepada Dahya. Kemudian Dahya menyerahkan barang yang diinginkan pelaku serta menyerahkan kembalian," ujar Sunardi


Ulah Kubil akhirnya terbongkar. Pemilik warung Amung berteriak ke arah pelaku bahwa uang yang diberikan palsu. Dahya lalu ikut mengecek fisik uang, dan diketahui 2 lembar uang Rp 20.000 yang diberikan pelaku memiliki nomor seri yang sama.

Amung, Dahya,bersama warga lainnya lantas mengejar pelaku yang berusaha kabur. Setelah dikejar,pelaku ditangkap tak jauh dari warung milik Dahya. Setelah diinterogasi pelaku mengaku mendapatkan uang itu dari seorang tukang becak.


Barang bukti belanjaan yang dibeli pelaku menggunakan uang palsu


"Pelaku dibawa ke pos ronda, saat dibuka jok motor pelaku,ditemukan setumpuk uang kertas pecahan Rp. 20.000 yang diduga palsu. Kemudian pelaku mengakui bahwa uang tersebut memang palsu, yang diperoleh dari tukang becak di Pasar Cibitung yang tidak diketahui identitasnya. Diperoleh dengan cara membeli dengan menggunakan uang asli senilai Rp. 500.000,pelaku mendapatkan uang kertas palsu pecahan Rp. 20.000 senilai Rp 1.200.000 & sebagian telah dibelanjakan pelaku ke warung-warung," ujar Sunardi.

Barang bukti yaang diamankan yakni 47 uang kertas senilai Rp 20.000 yang diduga palsu dengan total senilai Rp 940.000 dan sejumlah barang yang dibeli pelaku dari warung seperti susu, wafer, dan biskuit. Pelaku diamankan ke Polsek Setu untuk dilakukan pemeriksaan. Polisi masih melakukan pengembangan terhadap kasus ini.


detik

04 September 2019

Miris! Kali jambe Mangunjaya Di Penuhi Tumpukan Sampah

Miris! Kali jambe Mangunjaya Di Penuhi Tumpukan Sampah


Kali Jambe di perbatasan Desa Mangunjaya dan Desa Karangsatria, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi tertutup sampah plastik sejauh kurang lebih 500 meter.


Kali Jambe di perbatasan Desa Mangunjaya dan Desa Karangsatria, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi tertutup sampah plastik sejauh kurang lebih 500 meter.

Kondisi ini menambah panjang daftar kali di Kabupaten Bekasi,yang tertutup sampah.

Kali Pisang Batu di Tarumajaya sempat jadi sorotan dunia internasional karena tutupansampah plastik pada Desember 2018. Sampahplastik juga menutupi Kali Bahagia di Babelan pada akhir Juli 2019.

Wasti (44),warga Mangunjaya menyebut bahwa tutupan sampah plastik itu baru terjadi pada tahun ini, tepatnya mulai 2-3 bulan yang lalu.
"Sebelum-sebelumnya enggak kayak begini. Mau kemarau juga airnya masih mengalir walaupun dangkal," kata Wasti,Rabu (4/9/2019).

Dari pantauan di lokasi pada Rabu petang,sampah plastik yang menutupi Kali Jambe didominasi sampah domestik. Namun,volume sampah plastik itu terbilang banyak.
Sejumlah kantong sampah hitam dengan mudah dikenali. Sisanya, ada berbagai sampah nonplastik,seperti ransel, gabus, atau karpet.

Aroma tidak sedap cukup menyengat. Lalat mengerubung di beberapa titik. Ada pula endapan tanah yang telah ditumbuhi semak belukar di tengah-tengah kali.

Beberapa anak bersandar di jembatan penghubung Desa Mangunjaya dan Desa Karangsatria, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi sambil menyaksikan tutupan sampah anorganik di Kali Jambe,Rabu (4/9/2019).

Di sempadan kali,berdiri rumah-rumah semipermanen dan permanen yang beberapa di antaranya disebut sebagai tempat produksi tahu. Seluruh pemandangan itu terlihat jelas dari jembatan penghubung kedua desa.

Marsad (41),warga Mangunjaya, menyatakan,sampah-sampah itu belum begitu tebal menutupi aliran Kali Jambe. Namun,semakin jauh, aliran kali semakin dangkal. Hal itu membuat aliran kali tersumbat dan sampah plastik menumpuk.

"Sampai ke sana kan jadi dangkal dia. Makanya numpuk. Kami warga paling ngebersihin, didorong-dorong saja biar ngalir tapi ya enggak ngaruh banget. Besokannya datang lagi,mampet lagi," kata Marsad.

Wasti maupun Marsad mengaku bahwa belum pernah ada tindakan dari pemerintah untuk membersihkan sampah di dekat pemukiman mereka itu.

"Harapannya ya dibersihin, biar jadi cakep lagi,enggak bau," kata Wasti.


Sumber: kompas

Tahun 2020, Enggak Ada Lagi Subsidi Listrik untuk Pelanggan 900 VA

Tahun 2020, Enggak Ada Lagi Subsidi Listrik untuk Pelanggan 900 VA


Listrik Pintar PLN


Para pelanggan listrik 900 VA, yang jumlahnya mencapai 24,4 juta, Anda perlu bersiap-siap membayar listrik lebih mahal. Pasalnya, pada tahun depan, pemerintah akan menghapus subsidi bagi semua pelanggan 900 VA.

Hal tersebut telah disepakati dalam rapat kerja antara pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Selasa, 3 September 2019. Direktur Pengadaan Strategis II PLN Djoko Raharjo Abumanan bilang, alasan pencabutan tersebut supaya subsidi yang diberikan lebih tepat sasaran.

"Subsidi harus terarah, tepat sasaran," kata dia di Jakarta, Rabu, 4 September 2019, seperti dikutip dari VIVAnews.

Pemerintah selama ini masih memberikan subsidi kepada pelanggan 900 VA kategori miskin dan 450 VA. Sedangkan pelanggan 900 VA Rumah Tangga Mampu sudah tidak mendapatkan subsidi lagi. Nah, berdasarkan keputusan dengan wakil rakyat kemarin, semua pelanggan listrik 900 VA akan dicabut subsidinya pada tahun 2020 mendatang.

"Keputusan di Senayan, semua 900 VA dicabut. Semua pelanggan 900 VA baik yang mampu dan tidak mampu, kalau dia pelanggan 900 VA, dicabut (subsisdinya)," ujarnya.

Diperkirakan jumlah pelanggan 900 VA pada Januari 2020 mencapai 27 juta pelanggan dan mereka semua bakal tak mendapat subsidi lagi dari pemerintah. Menurut dia, pelanggan listrik 900 VA pasti mampu membayar tanpa diberi subsidi.

Sementara itu,mengingatkan pada tahun depan skema penyesuaian tarif sudah diterapkan, maka bagi para pelanggan listrik 900 VA yang akan meningkatkan daya listriknya menjadi 1300 VA dipersilakan.

"Kalau mau minta naik (jadi 1300 VA) bolehkan saja, terserah pelanggan. Kalau kemarin kan keputusan politik, semua (subsidi) 900 VA dicabut, masuk ke tarifadjustment," ucap Djoko.


Sumber: viva